45

OverviewTranscribeVersionsHelp

Here you can see all page revisions and compare the changes have been made in each revision. Left column shows the page title and transcription in the selected revision, right column shows what have been changed. Unchanged text is highlighted in white, deleted text is highlighted in red, and inserted text is highlighted in green color.

37 revisions
Rohayah at Aug 20, 2018 03:53 AM

45

Katanya tiada mengapa duduklah kakak // Berlindung dibalik pohon angsoka

Masuklah keduanya ber[lembar lembar?] // Paras seperti Indera kembar kembar

Seorang pun tiada lagi khabar // Datang pada tiga lapis pintu pagar

Segala pintu habis terbuka // Berjalan tiada siapa sangka

Jaran Tamasa pun terlalu suka // Seperti berjalan masuk syurga

Kelihatan tempatnya dari jauh // Rasa hatinya bagai disepuh

Tirai Dewangga surat terlabuh // Tanglong pelita seperti disuluh

Cahayanya terang seperti siang // Selaku menyuluh orang yang datang

Diluar tirai berkaparan orang // Bertunggu [masuk? dara?] paras gemilang

Tertawa berkata kakak Rajasa // Itulah tuan Ken Lam Lam Arsa

Pergilah tuan muda perkasa // tersenyum manis Jaran Tamasa

Seperti segunung rasa hatinya // lalu menyembah pada saudaranya

Berjalan seraya menyinsing kainnya // sebelah tangan melambai kerisnya

Disingkapnya tirai lalu dimasuk // disisi Ken Lam Lam Aras ia duduk

Dilihatnya paras terlalu elok // seperti tulisan awan dikaluk

...

45

Katanya tiada mengapa duduklah kakak,
Berlindung dibalik pohon angsoka,

masuklah keduanya berbambu-bambu,
Paras seperti indera kembar kembar,
Seorang pun tiada lagi khabar,
Datang pada tiga lapis pintu pagar,

Segala pintu habis terbuka,
Berjalan tiada siapa sangka,
Jaran Tamasa pun terlalu suka,
Seperti berjalan masuk syurga

Kelihatan tempatnya dari jauh
Rasa hatinya bagai disepuh,
Tirai Dewangga sudah dilabuh
Tanglung pelita seperti disuluh,

Cahayanya terang seperti siang,
Selaku menyuluh orang yang datang,
Diluar tirai berkeparan orang,
Bertunggu saudara paras gemilang,

Tertawa berakah kakak Rajasa,
Itulah tuan Ken Lam Lam Arsa ,
Pergilah tuan muda perkasa,
tersenyum manis Jaran tamasa,

Seperti segunung rasa hatinya,
lalu menyembah pada saudaranya,
berjalan seraya menyinsing kainnya,
sebelah tangan melimbai kerisnya,

disingkapnya tirai lalu dimasuk ,
disisi Ken Lam Lam Arsa ia duduk,
dilihatnya paras terlalu elok,
seperti tulisan awan dikeluk