Pages That Need Review
jpeg
28
Biarlah dimurka paduka nata / Tiadalah takut pada rasa cita
Oleh patih tiada diberi / Bertambah geram radin menteri Dikiatnya tangan patih yang kiri / Keluar darah kepada jari
Demi dilihatnya paduka ratu / Bertambah murka selaku mutu Anak celaka nyata tertentu / /Hilanglah kasih ketika itu
Demikianlah pekerti para putera / Mengikut menggaru seperti kera Banyak --- tangkaplah segera / Masukkan ia ke dalam penjara
Adapun akan ketika itu / Betara Kala ada di situ Telah menengar titahnya ratu / Baginda tertawa seraya direstu
Sang Yang bertitah dari udara / Jarang --- Jaya Asmara Jadilah rupamu seperti kera / Tiadalah lama menanggung seksa
Pergilah engkau ke Ing--diri / Pada Wanggalah (?) berhambakan diri Jikalau orang meminang puteri / Sekali-sekali jangan engkau beri
Janganlah engkau syak dan sangka / Di sanalah rawat mala pestaka (pustaka) Bertemu dengan adik dan kakak / Kemudian kelak beroleh suka
29
Semoga galuh(?) gagah perkasa / Bertulangkan besi tembaga suasa Mengalahkan ratu seluruh desa / Pada --- berbuat jasa
Suara itu Nata pegari / Kedengaran kepada radin menteri Radin pun hairan tiada terperi / Selaku galuh lupakan diri
Telah radin kena serapa(h) / Pada ketika itu berubahlah rupa Patih pun tekejut terkapa-kapa / Segala yang memandang rasanya papa
Seekor kera indah terlalu / Seperti emas warnanya bulu Penggawa pun lari berdahulu-dahulu / Takut di-- dengan dipalu
Telah dilihat paduka betara / Anaknya sudah menjadi kera Baginda menangis parau suara / Sesalnya tiada terkira-kira
Sang Nata pun bangun lalu berjalan / Mendapatkan anakanda kaul-kaulan Kera pun melompat dari --- / Keluar kota berbetulan(?)
Sang Nata maneings meng(h)empaskan diri / Disambut oleh segala menteri Sesalnya lagi tiada terperi / Ulah menyumpah putera sendiri
Meriahlah ratap isi seistana / Permaisuri meratap menderulah bahana(?)
30
Kakak Aji berbuat bencana / Menyumpah anakku tiada semena
Datanglah pestaka (pustaka) ratus dan ribu / Sampainya hati kakak Prabu Menyumpah ingsun jiwa ibu / Hatiku hancur seperti abu
Berbagai ratap permaisuri berkata / Anakku tuan emas juita Apakah murka Sang Hyang dewata / Puteraku ghaib di--- mata
Hatiku gundah sangat gerah(?) / Anakku entah ke laut ke darat Putuslah sudah cita isyarat(?) / Percintaan bonda jadi mudarat
Duduklah baginda dengan dukacita / Senantiasa berendam dengan air mata Sunyi senyap di dalam kota / Seperti negeri dialahkan bota
Adapun kedayan radin putera / Melihat tuannya menjadi kera Sekalian terkejut hilang bicara / Diturutnya keluar dari negara
Berjalan di dalam rimba dan duri / Belaskan tuannya tiada terperi Telah berapa bulan dan hari / Tersalah ke desa Inggadiri
Ke dalam negeri masuklah kera / Diamlah di taman penglipur lara Kedayan kelima berbicara / Menyamar masuk ke dalam pesara/pasara
31
Tersebutlah kisah Betara Sangka(Sangga?) / Siang malam baginda berjaga Ditilikna peta? di dalam pestaka (pustaka) / Inu Kuripan beroleh duka
Ratu Senggara berbuat angkara / Akan raden sukma (?) perwira Dibuang raden ke dalam negara (?) / Oleh baginda diambil pelihara
Kasih baginda tiada terperi / Diperbuat seperti cucu sendiri Dikahwinkan dengan raden menteri / Putera ratu Kidul Jaladari(?)
Adapun Raden Puspa Cendera / Parasnya seperti bidadari di indera Tiadalah banding di dalam segara / Patutlah dengan raden putera
Di dalam desa Kidul Jaladari(?) / Seorang puan tida bandingnya puteri Terlalu suka Inu pisari / Berkasih-kasihan laki isteri
Sebagailah raden menghadap nenda / Serta dengan ayahanda baginda Terlalu suka nenda baginda / Memandang laku kedua cucunda
Sepuluh bulan antara lamanya / Teringatlah akan itu (Inu) bondanya Sangatlah rindu akan saudaranya / Lalu titik air matanya
Akan Ratu Menggada sebagai terkenang / Hatinya sakit belumlah senang
32
Siapa tahu pergi meminang / Nyai kalah diambilnya tunang
Teringatlah akan budi pekerti / Bertambah karam di dalam hati Ratu Menggada Kudapati / Daripada hidup ingkar mati
Sangatlah ia berbuat garang / Maluku bukan sebarang-barang Jika tiada aku balas lalu(?) berang / Apakah namaku disebut orang
Raden berkata manis sembahnya(?) / Perkataannya manis tiadalah dua Aria ningsun tuanku nyawa / Tinggalah tuan utama jiwa
Jangan bercinta apalah adinda / Kekanda hendak menghadap nenda Serta dengan ayahanda bonda / Hendak bermohon pergi ke Menggada
Lalu turun Inu bangsawan / Menghadap bonda seraya begawan(?) Baginda melangkah di balai awan / Dihadap menteri penggawa berkawan
Demi dilihatnya paduka betara / Ditegur dengan merdu suara Aduh jiwaku sukma perwira / Tuan datang apa bicara
Raden menyembah tunduk di duli / Mohonkan ampun sekali-kali Patik henda memohonkan kembali / Lamalah ayahanda patik tinggali
33
Apakah khabar ayahanda bonda / Kalau diserang Ratu Menggada Kerana patik sudah tiada / Itulah bimbang di dalam dada
Baginda pun tunduk diam seketika / Memandang ramal menyelak pestaka Lalu bertitah telampakan adika / Ayahanda bondamu sangatlah duka
Segala saudaramu habis mengembara / Menjalani rimba belantara Mencahari tuan segenap negara / Sekalian menanggung duka sengsara
Siang malam berduka ci(n)ta / Berendam dengan air mata Sudahlah dengan kehendak dewata / Dilekakan SangHyang di atas(?) kita
Baiklah tuan segera menghadap / Supaya hati ayahmu sedap Lupalah akan minum dan santap / Gilalah dengan tangis dan ratap
Telah raden menengar warta / Tunduk menyapu airnya mata Lalu menyembah seraya berkata / Sampeyan pakulun paduka nata
Jika diampuni telampakan nenda / Serta kurnia ayahanda bonda Patik pohonkan paduka cucunda / Bersama patik ke Manjapura
Lalu bertitah paduka betara / Bolehlah adinda Puspa Cendera
34
Baik-baik tuan pelihara / Ia nan(?) isteri lagi saudara
Cembul hikmat tanda suatu / Ambilkan tempat adinda itu Sebuah negeri ada di situ / Medannya luas berkota batu
Berapa kesaktian pula diberi / Ilmu yang dapat melayangkan diri Di atas layar boleh berlari / Ke udara dapat pergi mari
Sukanya Inu Kertapati / Banyak beroleh ilmu yang sakti Seperti gunung rasanya hati / Sembahnya Seri(?) Bupati
Banyaklah anugerah lebu telampakan / Di serah(?) kurnia patik junjungkan Jika tiada tuanku peliharakan / Mayat pun sudah dimakan ikan
Terlalu luluh k-m-r baginda kedua / Memandang Inu manis sembahwa(?)* Seperti ranjuna (arjuna) sutera nyawa / Tiadalah banding di Tanah Jawa
Tiadalah tersebut kisah dan peri / Setelah genap tiga hari Raden menghadap laki isteri / Bermohon dengan takut dan ngeri
Dipeluk dicium duli makota (mahkota) / Sambil menyapu air mata Pergilah tuan emas juita / Jangan menaruh dukacita
35
Menyembah kepada ayahanda bonda / Dipeluk dicium kedua anakanda Berbagai-bagai pesan baginda / Jangan melalui kata kekanda
Cembul hikmat daripada mutiara / Masuklah raden pusaka (?) cendera Diiringkan kepada dayang dan sandera (?) / Habislah dengan para wira
Pada raden Inu baginda berikan / Segala h-y-n-s-a ratu habis dikatakan Jikalau hendak dikeluarkan / Nama nenda tuan sebutkan
Raden menyembah lalu berjalan / Memintas pulau suci sembilan Melalui karang bertimbulan / Ke Segara Kidul berbetulan
Bermula akan segala kedayan / Mencahari raden berceraian Sesat larat ia sekalian / Segenap hutan berlarian
Akan --- jemu(?) rasa (?) p-r-s-n-t / Jatuh ke gunung Kilawanita Naik menghadap Brahmana Kinta (?) / Khabar tuannya hendak dinyata
Akan titah Raja Brahmana / Janganlah kamu gundah gulana Tuanmu itu tidak ke mana / Kembara juga ke bumi istana/astana
Jika hendak segera bertemu / Ke Segara Kidul pergilah kamu
36
Di tepi laut tunggu olehmu / Di situlah bertemu dengan tuanmu
Menengar titah Brahmana Kinta / Ketika menyembah dengan dukacita Dengan tolong Sang Hyang dewata / Segeralah bertemu dengan tuan kita
Berjalanlah ia segera-segera / Melalui rimba belantara Telah sampai ke tepi segara / Duduk di pantai berbicara
Memungut karangan tiram dan lokan / Terlalu banyak udang dan ikan Di tepi pantai ditimbunkan / Dijadikan api dibakar makan
Telah berapa selangnya hari / Datanglah raden Inu pisari Di atas air ia berdiri / Berjalan dengan seorang diri
Telah dilihat oleh p-r-s-n-t-(?) / Kepada jemu(?) r-s- (?) ia berkata Lihatlah olehmu beri nyata / Hantukah itu atau dewata
Rasaku sangat takut dan ngeri / Kerana ia menuju ke mari Entahkan jin atau peri / Marilah segera kita lari
Telah Kertala(?) menengar katanya / Segera dipegang kedua tangannya Hendak lari tiada diberinya / Nantilah aku hendak bertanya
37
Keduanya berteriak merenta / Hendak mati gerangan sebagailah(?) Panggilah engkau menyerah kepala / Aku tiada mau membela Kertala berdiri di atas batu / Melihat rupa yang datang itu Sifat manusia nyata tertentu / Sikap seperti para ratu Telah sampai ke pantai --- / Barulah kedayan yakin percaya Bukannya hantu nyatalah manusia / Tiadalah berubah rupa yang sedia (si dia?) Ialah radin sukma perwira / Ketiganya berlari datang segera Memeluk kaki radin nata / Katanya aduh makota (mahkota) indera Gilalah patik sehari-hari / Mencari sunan radin menteri Ke sini pengiran yang yang sari / Dari mana tuanku datang ke mari Pekulun ingsun mas juita / Gundahnya patih tiada menderita Terbang melayang pada rasa cita / Tuanku hilang di mata mata Tuanku ghaib seorang diri / Ratalah hutan patik cahari Segenap jajahan pemangku negeri / Lalu sampai patik ke mari Radin pun mengenal kedayan ketiga / Di dalam hati baharulah suka