Pages That Need Review
jpeg
18
Sang Nata tiada menaruh kasihan / Belas hatiku tiada tertahan
Kilat pun samar-samar di udara / Pelangi membangun sebelah utara Alamat puteranya Betara / Beroleh masyghul duka sengsara
Angin bertiup sepoi2 bahasa / Samar bau bunga rajasa Siaplah --- di angkasa / Segala yang memandang belaslah rasa
Adapun Raden Kerna Pati (Kernapati) / Diam berfikir di dalam hati Daripada demikian laku pekerti / Daripada hidup baiklah mati
Apa gerangan papakerma / Seorang saudara tiada bersama Ibu suri andika rama / Lihatlah laku perwira sukma
Sampeyan (?) pekulun Pak ---- / --- anak mohon ke bawah takhta Hari inilah penceraian kita / Tiadalah lagi berpandang mata
Pada kekanda -- kakak menteri / Tinggallah kekanda menyelenggara negeri Akan Rama Aji dan ibu suri /Jikalau bercinta kekanda iburi (hiburi)
Aduh nyai --- mengeluh / Aria ningsun nyai galuh Dengan kekanda bercerai sungguh?/Badanku sudah hancur luluh
19
Jayeng Pati emas juita / Adikku jangan berdukacita Kekanda menjadi --- senjata / Tiadalah dapat hendak dikata
Kakak ---- ---- tara / Memilih akan aku tiada berpahala? Badanku lebur tiada berkala / Tiada kakak mahu pun bala?
Bermula kan? dewa dan indera/ Ramai melihat dari udara Belas pandang raden putera / Di--- jangan beroleh marah
Sekalian memandang berbanjaran / Ditaburnya bunga kembang campuran Senjata pun habis berhamburan / Ratu Menggada terlalu hairan
Hatinya marah terlalu bahana / Mukanya merah --- syahdan? merona? Melihat senjata tiada berguna / Bawa angin? ke mana-mana
Melihatkan raden tiada bermara? / Ratu bertitah dengan --Memanggung dan ---- --- --- / Turunkan --- ---- perwira
Bawa ke mari gajah kenaikan / Arak Api berilah makan Raden pun segera diturunkan / Kepada gajah disuruh disuruh pijakkan
Gajah pun memekik lalu lari / Mengusir orang ke sana ke mari
20
Gemparlah segala isi negeri / Masing-masing berlepas diri
Gajah menta sangat perkasa / Lakunya garang seperti raksasa Mengamuklah ia melanggar ada ---/ Orang Menggada banyak binasa
Ratu Menggada tiada terkira / Hendak membunuh raden putera Lalu bertitah dengan gembira / Penggawa sekalian apa bicara
Jika tiada mati --- laku / Tiadalah puas rasa hatiku Hendaklah kenakan rantai belakangku / Temengung Ranggadu? --- bertangkup
Sembah penggawa yang baik bicara / Sampeyan pekulun seri betara Patik sekalian akan tolak mara / Baiklah dibuangkan ke tengah segara
Telampakan? si fulan janganlah walang / Seteru Tuanku sahajakan hilang Barang kehendak siapa menggalang / Ke negeri Daha kita berulang
Menengarkan (mendengarkan) sembah segala penggawa / Ratu bertitah sambi tertawa Aku hendak mengikut (mengikat) hawa / Esoklah hari engkau bawa
Buangkan --- --- ---- tala / Supaya ditelan naga gentala Di Tanah Jawa hilanglah bala / Pueri Daha aku bela
21
Telah malam sudahlah hari / Ratu pun masuk mendapat puteri Tinggal segala penggawa menteri / Duduk bertunggu inu pisari
Pengiran ningsun emas tempawan / Letih lesu layu-layuan Hatiku pilu bercampur rawan / Memandang bulan disaput awan
Terkenangkan untung nasib sendiri / Tunduk menangis inu pisari Patih pun datang terdiri-diri / Hatinya belas tiada peri(?)
Nasi dan air suruh berikan / Kepada radin disuruh makan Radin mengeluh rupanya sakan / Sehingga air juga diminumkan
Setelah fajar bang-bang wetan / Matahari naik sudah kelihatan Tampaklah kabur --- dan hutan / Radin dibawa --- ---
Ikatnya dengan kayu dan batu / Lalu dibuangkan inu di situ ---- penggawa mengadap ratu / Persembahkan radin matilah tentu
Ratu Menggada lalu suka / Berseri-seri warnanya muka Menengarkan sembah Temenggung dan --- / Ke negeri Daha hendak dijangka
Tiadalah lagi berhati walang / Kerana inu sudahlah hilang
22
Patih kampungkan menteri hulubalang / Ke Ingdiri (?) kita berulang
Tersebut pula(k) satu perkataan / Betara Kuripan beroleh percintaan Disurup dewa dari keinderaan / Kerana kaul berlamaan
Akan kaulnya baginda lupa(?) / Sebab itulah kena serapa(h) Senantiasa duka nestapa / Datang kemasyghulan bertimpa-timpa
Setelah diang sudahlah hari / Gemparlah segara isi negeri Kedayan sekalian berlari-lari / Mencari radin inu pisari
Adapun Radin Wijara Sutera / Menangis ratu para --Aria ningsun yang-yang asmara / Baik paras tiada bertara
Tiadakah tuan belas kasihan / Meninggalkan kekanda yang demikian Hatiku bagai dibakar dian / Ramailah meratap segala kedayan
Emas merah utama jiwa / Mengapa kekanda tiada bawa Kakak pun hendak mengikut hawa / Menjalani lurah tanah Jawa
Aduh nyai sang perwira(?) / Kakak hendak turut mengembara Membuang diri mencari saudara / Ingkarlah badan menanggung mara
23
Nyai insun Kernapati / Tuan di mana kakak datangi Hancur luluh di dalam hati / Daripada hidup sukalah mati
Kepada kedayan radin berkata / Kekanda hadirkan alat senjata Lalu masuk mengadap Sang Nata/ Sambil menyapu air mata
Bermula --- --- pinta / Berbanjari dengan campur (?) --- --Tiadalah mengadap duli Sang Nata / Berjalan lalu keluar kota
Segala kedayan bersetiawan / Keluarlah ia berkawan-kawan Niat hendak mencahari tuan / Berjalanlah ia tiada berketahuan
Ada pun akan Seri Nara Pati / Baginda menangis tiada berhenti Laki isteri pengsan berganti-ganti / Gundah masyghul di dalam hati
Berbagailah ratap paduka suri / Aduh anakku inu pisari Ke manalah tuan membuang diri / Adinda menangis tiada terperi
Anak ingsun emas tempawan / Sekonyong-konyong ghaib di dalam peraduan Adinda ketiga mencahari tuan / Bonda pun igau-igauan
Anakku tuan batu kepala / Tuan pergi ke mana pula
24
Sunyilah negeri Ang--- / Ayahanda bonda selaku gila
Akan siapa tuan gusari / Maka anakku membuangkan diri Hilanglah cahaya seri negeri / Matahari pun redam tiada berseri
Meriahlah tangis orang Kuripan / Seperti ombak di lautan Baginda keluar ke penghadapan / Dihadap oleh penggawa delapan
Datanglah Radin Wijaya Sutera / Mengharap (?) di ribaan ---Berdatang sembah putus suara / Sampeyan pekulun andika nira
Rama Aji Seri Nara Pati / Anak mohon menurut hati Mencahari nyai Kertapati / Daripada hidup sukalah mati
Pada niat di dalam bicara / Patik hendak mengembara Menurut nyai sang perwira / Jika bertemu kembali segera
Telah Sang Nata menengar sembah / Dukacita makin bertambah Di dalam hati sangat (n)gelabah / Memeluk adinda dada ditabah
Lalu bertitah duli Sang Nata / Sambil menyapu air mata Ingsun emas juita / Sampailah janji penceraian kita
25
Anakku tuan utama juita / Ayahanda hampirkan tu(h)a Harapku akan tuan kedua / Hendak menyerahkan menteri penggawa
Kehendak dewata mulia raya / Hilanglah budi cita upaya Anak ingsun Sutera Wijaya / Negeri Kuripan hilanglah cahaya
Setelah lengkap alat perkakasan / Baginda menangis sebagai pengsan Pada segala menteri radin berpesan / Segala yang menengar kebelas-belasan(?)
Radin pemyembah ayahanda bonda / Memeluk mencium adinda baginda Lalu turun naik kuda / Berpayung kertas tulisan perada
Berjalan lalu keluar kota / Sambil menyapu air mata Kedayan mengiring hadir semata / Lengkap dengan alat senjata
Jarang tenanglah putera yang muda / Tatkala itu radin tiada Tengah ramai bermain kuda / Tiba-tiba menengar khabarnya kekanda
Radin Inu Kertapati / Di --- --- kan dewa yang sakti Radin Inu Kertapati / Lalu menangis tiada berhenti
Hilanglah budi luput bicara / Segera menghadap Seri Betara
26
Didapati Radin Wijaya Sutera / Sudahlah ia keluar mengembara
Naik menghadap radin yang muda / Menyembah tanggal(?) pada ayahanda Dipeluk dicium ayahanda bonda / Belas kasihan di dalam dada
Sembah radin putus suara / Sampeyan pekulun Seri Bitara (Seri Bara?) Rama Aji mohonlah putera / Hendak keluar mengembara
Hendak menurut kakak menteri / Mencari kakak inu pisari Jika ayahanda tiada beri / Patik hendak pergi sendiri
Duduk di negeri patik tak suka / Kekanda kedua di dalam duka Jika tiada dilepaskan telampakan (telapakan) andika / Patik gagah keluar juga
Sungguhpun radin berkata-kata / Mengharap di kaki duli Sang Nata Menangis tiada laku menderita / Basahlah dengan air mata
Demi dengar duli baginda / Segera memeluk mencium anakanda Anak ingsun bangsawan muda / Janganlah tuan menurut kekanda
Matilah ayahanda tuan tinggalkan / Masyghul tak dapat ku (h)iburkan Kata ayahanda tuan dengarkan / Sekali-kali tiada aku lepaskan
27
Anakku tuan muda pisari / Duduklah jiwaku menyelenggar negeri Jika ayahanda sudah pergi / Siapakah lagi perintahkan beri
Radin menyembah kepala diangkatkan / Sembahnya pekulun lebu telampakan Tiada berpahala(?) ayahanda peranakkan / Titah tiada patik dengarkan
Demi dewata patik tak sangka / Tiada dilepaskan telampakan andika Datanglah gerangan mala pestaka (petaka)/ Nyatalah patik orang derhaka
Lakunya tiada menaruh ngeri / Menyembah lalu bangun berdiri Jika tiada bertemu kakak menteri / Tiadalah patik datang ke mari
Baginda pun ngeran tiada tertahan / Lalu bertitah perlahan-lahan Patih tangkap budak bantahan (?) / Kenakan rantai dengan anduhan
Patih pun menyembah bangun berdiri / Memeluk pinggang radin menteri Disambut tangan dicium jari / Tuanku jangan pergi sendiri
Patih berkata perlahan suara / Sampeyan pekulun pengiran putera Janganlah tuanku pergi mengembara / --- kelak paduka bitara
Radin pun ngeran seraya berkata / Wa (?) patih leaskan beta