JaranTamasa011_040

ReadAboutContentsHelp
JaranTamasa011_040

Pages

16
Complete

16

Bunyi berdengung terlalu merdu // Seperti suara laki-laki bercumbu

Makin bertambah rasanya rindu // Seperti sakar di laut madu/ Terlalulah rawan Jaras Tamasa // Terkenanglah ia akan Ken Lamlam Arsa/

Angin bertiup sepoi basa // Terlampai-lampai taru rajasa/ Lemah lambai rasa kelakuan // Kepada pandangan orang yang rawan/

Rasa seperti [gambar? gebar?] perempuan // Tatkala berulak? dalam pangkuan/ ...oleh kadang melayahkan[?] diri // Seperti [panglang]? orang yang diberahi/

Bertambah hancur hati sendiri // Sebab tak boleh muda pisari/ Dengan kidungan di[h]ibarkan // Bunyi suaranya perlahan-lahan/

Segala isi hatinya dikatakan // Menyatakan mabuk bercampur edan/ Keluh kesah sebal hatinya // Mengeluh mengecap menahan berahinya/

Tiadalah terbicara rasa hatinya // Sepertikan hilang rasa dirinya/ Waktu pun sudah dinihari // Terlalai seketika muda pisari/

Terkejut letih sendiri-diri // Rasa tak dapat menggerakkan diri/ [Bu?]rung berbunyi di pohon rajasa // Seperti orang yang putus asa/

Last edit over 4 years ago by Mulaika Hijas
17
Complete

17

Lalu bangun Jaran Tamasa // Merasai dengan letih dan lesa

Adapun akan ratu bangsawan // Daripada pagi sudah berjalan/ Berangkat ke hutan perburuan // Diiringkan menteri penggawa sekalian /

Berjalan lalu keluar negeri // Jauhnya kadar tiga hari/ Rakyat mengiring berlari-lari // Sukacita tiada lagi terperi/

Bunyi-bunyiannya gegak gempita // Seperti ranggas(1) rupa senjata/ Sang Nata naik gajah bergenta // Berjalan lalu keluar kota/

Terlalu suka menteri sekalian // Masing berkuda dahulu-dahuluan/ Lalu masuk ke dalam hutan // Menuju tempat perburuan/

Jaras Tamasa pun mandi // Naik memakai berkampuh rangdi(2)/ Berlelancing cindai warna pudi // Bersabuk kerongsang lelakon adi/

Berkeris landayan tatah disilang // Dua sebelah memakai gelang/ Beranting-anting [meti?] dikarang // Ia bersunting tiada bersubang/

Bibirnya merah mengerna danta // Giginya berkilat hitam(3) semana/ Sedap manis jangan dikata // Tubuhnya kurus oleh bercinta/

pucat unas...

Last edit over 4 years ago by Mulaika Hijas
18
Complete

18

Pucat unas warna muka // Itupun menambah manis juga Lalu berkata pada Renjaka // Marilah kita pergi kakak

Aku hendak mendapatkan kekanda // Rindu rasaku di dalam dada Turun berjalan diiringkan kanda // Akan berjalan akan tiada {?}

Bertemu di jalan Jaran Tamasa // Dengan saudaranya Gagak Rajasa Sudah memakai muda perkasa // Manis bersunting bunga semendarasa

Sikapnya baik laku perkasa // Hendak berjalan Tandang Desa Serta datang Jaran Tamasa // Segera ditegur Gagak Rajasa

Jaran Tamasa pun menyembah saudaranya // Dipeluk dicium akan adiknya Terlalu belas rasa hatinya // Dipeluknya leher seraya katanya

Aduh adikku muda bangsawan // Belas hatiku memandang tuan Pucat kurus emas tempawan // Apalah sakit maka demikian

Tuan katakan kepada kekanda // Sakit apa gerangan adinda Maka demikian bangsawan muda // Apakah masyghul di dalam dada

Jaran Tamasa pula berkata // Sambil berlinang air mata

Last edit over 4 years ago by Mulaika Hijas
19
Complete

19

Kekanda akan [?] penyakit beta // Karena sangat menaruh percinta

Gundahnya tiada kala berhenti // Penyakit tiada terubati/ Jika tak dapat seperti kehendak hati // Inilah jalan beta akan mati/

Gagak Rajasa pun bersabda // Apakah kehendak di dalam dada/ Tuan katakan kepada kekanda // Kakak bicarakan maksud adinda/

Jaran Tamasa fikir dalam hatinya // Takut ia akan saudaranya/ Kalau dimarah kepada sangkanya // Kalau tak boleh seperti kehendaknya/

Aria Ningsun emas tempawan // Katakan juga kehendak tuan/ Jangan di yur?nya[?] supaya ketahuan // Apalah maksud muda bangsawan/

Jaran Tamasa pun berkata // Kekanda sebab beta bercinta/ Kerana adik Gajah Seberata // Itulah tak lepas daripada cinta/

Jika beta tiada beroleh juga // Matilah dengan menaruh duka/ Sudahlah untung mala petaka // Hendak mati dengan nama derhaka/

Telah menengar kata saudaranya // Gagak Rajasa terkejut menebah dadanya/ Serta menengar kata adiknya // Tiada terbicara akan rasa hatinya/

seraya berkata...

Last edit over 4 years ago by Mulaika Hijas
20
Complete

20

Seraya berkata aduh adikku // Bagaimana lagi daya upayaku/ Jika pada yang lain dapat dilaku // Serba salah rasa hatiku/

Bukan tuan tiada dapat rahsia itu // Hendak dipergundik oleh ratu/ ...Jangan hampir ke situ // Sahaja diperoleh bahaya bertentu/

Jika yang lain tuan berahi // Sekaranglah kakak ambil beri/ Tuan cahari anak menteri // Mana berkenan tuan sendiri/

Biarlah kakak pinangkan tuan // Jika tiada dirinya kita lawan/ Dengan kakak mengadu pahlawan // Mana-mananya akan menahan/

Telah menengar kata saudaranya // Berlinang-linang airmatanya/ Makin bertambah gundah rasanya // Tunduk berfikir dalam hatinya/

Seratus yang lain dipinangkan // Masakan sama yang ku berahikan/ Mati berahi [di tindih tekan?] // Seperti tak dapat disabarkan/

Gagak Rajasa pun belas kasihan // Melihat adiknya yang demikian/ Aduh adikku muda bangsawan // Emas merah tinggalkan tuan/

Kakak hendak pergi berjudi // Turutlah kata kekanda tadi/

Last edit over 4 years ago by Mulaika Hijas
Displaying pages 16 - 20 of 61 in total