| 1Sedihlah gerangan jatu karama / Aria Ningsun bangbang kesuma
Tuanku yang seperti Nila Utama / Patutlah bila mata bersama
Tuanku sampaikan seperti cita / Ingnlah [?] kakak mati beserta
Tiadalah manis di mata beta / Hanyalah tuan emas juita
Di dalam lurah tanah Jawa / Tiadalah banding seorang jua
Hanyalah tuan utama jiwa / Patutlah kakak membuangkan (nyawa)
Jika seribu kali hancur berkala / Tuanlah juga akan [mohon] kubela
Sudahlah kakak tersurat pula / Laku seperti orang yang gila
Bonda beta datang ke mari / Disuruhkan ayahanda beta mari
Pohonkan sepah bonda beri / Akan bakal ayahanda mati [mata] berahi
Kain yang dipakai oleh bonda / Disuruh pinta pada anakanda
Bonda berilah jangan tiada / Hendak matilah gerangan [kerananya] ayahanda
Telah sudah disuratkan / Lalu dibacanya perlahan-lahan
Rasanya pilu bertambah rawan / Seperti membujuk pada perasaan
Yang dibujuk itu tiada disisinya / Tiadalah berberketahuan rasa hatinya | 1Sedihlah gerangan jatu karama / Aria Ningsun bangbang kesuma
Tuanku yang seperti Nila Utama / Patutlah bila mata bersama
Tuanku sampaikan seperti cita / Ingnlah [?] kakak mati beserta
Tiadalah manis di mata beta / Hanyalah tuan emas juita
Di dalam lurah tanah Jawa / Tiadalah banding seorang jua
Hanyalah tuan utama jiwa / Patutlah kakak membuangkan (nyawa)
Jika seribu kali hancur berkala / Tuanlah juga akan [mohon] kubela
Sudahlah kakak tersurat pula / Laku seperti orang yang gila
Bonda beta datang ke mari / Disuruhkan ayahanda beta mari
Pohonkan sepah bonda beri / Akan bakal ayahanda mati [mata] berahi
Kain yang dipakai oleh bonda / Disuruh pinta pada anakanda
Bonda berilah jangan tiada / Hendak matilah gerangan [kerananya] ayahanda
Telah sudah disuratkan / Lalu dibacanya perlahan-lahan
Rasanya pilu bertambah rawan / Seperti membujuk pada perasaan
Yang dibujuk itu tiada disisinya / Tiadalah berberketahuan rasa hatinya |