14

OverviewVersionsHelp

Here you can see all page revisions and compare the changes have been made in each revision. Left column shows the page title and transcription in the selected revision, right column shows what have been changed. Unchanged text is highlighted in white, deleted text is highlighted in red, and inserted text is highlighted in green color.

7 revisions
Mulaika Hijas at Sep 10, 2020 01:21 PM

14

Sampai ke balai kembang rajasa
Dinaung oleh pohon seamendarasa

Serta datang merebahkan diri
Seperti tiada tertambari
Selaku pengsan menahan berahi
Datang pengasuhnya Da[ng?] Sundari

Disambut tangan lalu dipegang
Ditanggalkan keris dari pinggang
Diurainya sabuk geringsing wayang
Terkejutlah hatinya tiada kepalang

Seraya berkata: “Bangunlah, tuan.
Mengapa demikian gerangan kelakuan
Seperti orang mabuk cendawan
Merebahkan diri tiada berketahuan.”

Lalu berkata Jaran Tamasa
Ngilu kepala kulit dan lasa.
“Janganlah kakak aku diperiksa
Sebal hatiku pula rasa.”

Renjaka membawa air di sangku
Membasuh kaki tuannya itu
Katanya, "Mengapa gerangan tuanku
Rusak hatiku melihat laku?"

Jaran Tamasa pun memeluk bantalnya
Serasa orang yang di berahikannya
Dilihatnya bukan orang yang dipeluknya
Bantal itu pun di tepiskannya

Berapa [dihilang?] dilupakannya
Di hapus-hapuskan daripada citanya
Tiada juga lenyap pada hatinya
“Apa juga kesudahannya

14

Sampai ke balai kembang rajasa
Dinaung oleh pohon samandarasa

Serta datang merebahkan diri
Seperti tiada tertambari
Selaku pengsan menahan berahi
Datang pengasuhnya Da[ng?] Sundari

Disambut tangan lalu dipegang
Ditanggalkan keris dari pinggang
[Di]urainya sabuk geringsing wayang
Terkejutlah hatinya tiada kepalang

Seraya berkata bangunlah tuan
Mengapa demikian gerangan kelakuan
Seperti orang mabuk cendawan
Merebahkan diri tiada berketahuan

Lalu berkata Jaran Tamasa
Ngilu kepala kulit dan lasa
Janganlah kakak aku diperiksa
Sebal hatiku pula rasa

Renjaka membawa air di sangku
Membasuh kaki tuannya itu
Katanya, "Mengapa gerangan tuanku
Rusak hatiku melihat laku?"

Jaran Tamasa pun memeluk bantalnya
Serasa orang yang di berahikannya
Dilihatnya bukan orang yang dipeluknya
Bantal itu pun di tepiskannya

Berapa [dihilang?] dilupakannya
Di hapus hapuskan daripada citanya

Tiada juga lenyap pada hatinya
Apa juga kesudahannya